Kamis, 29 Juli 2010

MEMELAYUKAN BANGSA RIAU

Berbagai macam langkah-langkah strategis dilakukan oleh Gubernur Riau Bapak Rusli zainal untuk mewujudkan riau sebagai pusat peradaban melayu di Dunia.
Beberapa hal yang sering dilakukan kadang-kadang belum menyentuh ke pokok tujuan sebenarnya , misalkan mewajibkan para pegawai negeri dan swasta untuk berpakaian melayu pada hari jum’at, memasukkan pantun-pantun yang merupakan ciri khas melayu setiap ada pidato-pidato resmi dan lain hal sebagainya.
Pertanyaan besar bagi masyarakat Riau yaitu apakah perwujudan bangsa melayu tersebut hanya sebatas lambang-lambang simbolis saja. Apakah bangsa Riau bangga disebut sebagai bangsa melayu ? merupakan sebuah pertanyaan yang harus dijawab dengan hati yang paling dalam. Bukankah bangsa melayu adalah bangsa yang ramah berbudaya. Bukankah bangsa melayu adalah bangsa yang memililiki nilai kesopanan yang tinggi ?, kenapa kita tidak bangga ?

Namun, kenyataannya dilapangan masih jauh dari harapan yang sebenarnya,
Ketika kita lihat di perkampungan masyarakat yang masih menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa sehari-harinya, jarang kita mendapatkan bangunan-bangunan yang mencerminkan bangunan melayu.
Kita juga sangat jarang melihat masyarakat melayu berpakaian dengan motif yang mencerminkan kebudayan melayu sebagaimana kita lihat pada saat hari jum’at dikantor-kantor pemerintahan.
Kadang-kadang kita juga jarang melihat pola kehidupan masyarakat yang mencerminkan khas kebudayaan melayu, misalkan suka hidup bergotong royong, tolong menolong.
Suatu tugas yang sangat berat dan mustahil jika misi riau tersebut hanya di lakukan oleh seorang gubernur saja bersama dengan bawahannya .
Kadang-kadang kita lihat para bawahan tersebut hanya berpakaian melayu jika ada kegiatan-kegiatan yang mewajibkan berpakaian melayu saja. Dapatkah mereka berpakaian melayu pada kehidupan sehari hari ? Sungguh pertanyaan yang sangat ironi bagi kita semua.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh para pemimpin di Riau untuk mewujudkan Bangsa riau sebagai bangsa melayu, agar masyarakatnya bisa bangga menyebut dirinya bangsa melayu :
1. Mewajibkan setiap adanya pembangunan selalu menampilkan corak melayu
Karena ibukota riau adalah pekanbaru, maka pekanbaru harus memberi contoh kepada daerah lainnya untuk menerapkan menggunakan corak melayu untuk membuat sebuah bangunan, misalkan pemasangan lembayung untuk bangunan atapnya. Sama seperti ciri khas bangunan masyarakat minang, yang menggunakan gonjong sebagai ciri khas bangunannya dan menggunakan ukiran-ukiran kebudayaan pada dinding bangunannya.
2. Untuk bahasa seharian digunakan bahasa melayu, sehingga bahasa melayu bukan lagi sebagai bahasa yang sering diolok-olok dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau kita lihat kedaerah medan dan padang, kita sering melihat masyarakatnya menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-harinya walaupun tinggal dalam suasana perkotaan, dapatkah bangsa melayu melakukan hal yang seperti itu ?
3. Menerapkan pola kebiasaan tolong menolong dan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari, kalau kita lihat, sejak berhentinya era orde baru maka seperti berhenti pula kegiatan yang sifatnya gotong royong.
Dalam kehidupan masyarakat sudah jarang kita lihat masyarakat yang bergotong royong untuk membersihkan jalan, membangun mesjid,membersihkan parit dan lain sebagainya, kebanyakan lebih kepada beberapa orang saja yang sifatnya diupah.
4. Mencerminkan sikap bangsa melayu.
Kalau kita lihat sudah jarang masyarakat riau khususnya masyarakat perkotaan yang mencerminkan sikap bangsa melayu yang penuh sopan dan keramah tamahan. Sehingga berdampak kepada sedikitnya wisatawan yang datang untuk berkunjung. Kalau kita lihat, pada umumnya mereka yang datang hanya karena urusan ekonomi saja.
5. Menampilkan kebudayaan melayu pada setiap even-even, kalau kita berkunjung ke pulau bali, maka kita akan mendapat kan masyarakat masyarakat yang masih menampilkan ciri khas daerahnya, sehingga para pengunjung merasa berkesan untuk datang kembali. Dapatkah kita juga seperti itu ?
6. Mengembangkan kebudayaan melayu melalui pendidikan baik formal maupun non formal
Disekolah-sekolah baik yang dasar maupun yang sudah tingkat lanjut, memang kita dapatkan pendidikan kebudayaan melayu, tapi kebanyakan kita lihat mata pelajaran melayu hanya sebagai mata pelajaran yang sifatnya hanya pelengkap saja, kita jarang melihat adanya terobosan-terobosan yang terbaru untuk lebih memajukan kebudayaan melayu tersebut. Sehingga minat siswa untuk mempelajari lebih dalam sangat sedikit sekali, justru banyak yang beranggapan bahwa pelajaran budaya melayu hanya berguna untuk menampah point dilaporan pendidikan saja.


Suatu tugas yang sangat berat jika hanya dilakukan oleh para pemimpin negeri saja tanpa mendapat dukungan dan kemauan yang kuat dari masyarakatnya. Untuk itu marilah kita semua bersepakat bahwa bangsa melayu adalah bangsa yang besar dan berbudaya, dan bersama-sama kita kembangkan kebudayaan melayu sebagaimana tertuang pada visi riau kedepannya.

Tidak ada komentar: